Pria Sejati dalam Islam

Orang yang kuat bukanlah seseorang yang kuat dalam bergulat, melainkan seseorang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah. (Sahih Bukhari)

Umar R.A. adalah lelaki sejati. Ibn Mas’ud R.A. berkata dalam hadist sahih Tirmidzi: “Kita tidak pernah menjadi terhormat dan kuat, kecuali sejak Umar masuk Islam.

Dan karena inilah, Rasulullah S.A.W. berdo’a kepada Allah S.W.T.

“Ya Allah, buatlah Islam lebih kuat dengan berimannya salah satu dari kedua orang ini, yaitu Umar dan Abu Jahal.”

Umar bin Khatab adalah pria yang tinggi. Para sahabat berkata karena saking tingginya, sampai-sampai jika dia berjalan dalam keramaian, maka kalian dapat melihatnya. Kepalanya tidak sepenuhnya botak, tapi hampir botak. Tubuhnya kuat dan kekar. Para wanita dan setan akan berlari menjauh jika Umar datang. 

Ketika Umar masuk Islam, dia mandi, shalat, kemudian ke Ka’bah dan melakukan thawaf. Dalam riwayat Ibn Athir, Umar R.A. berkata “Jika ada di antara kalian yang ingin membuat ibunya menangis, yang ingin meyatimkan anak-anaknya, yang ingin menjandakan istrinya, maka biarkan dia mengikutiku ke belakang lembah ini, ikuti aku jika kau berani!” Inilah karakteristik Umar.

Saudara/saudariku, Umar bukan manusia super, tapi dia punya kekuatan karakter dan keimanan. Dan inilah pria sejati yang sesungguhnya. Sifat inilah yang telah hilang dari umat kita. Ada sekitar 1,5 milyar laki-laki di dunia sekarang, siapa saja lelaki sejati di antara mereka? Tunjukkan padaku, AKU INGIN MELIHATNYA! Karena melihat mereka, berbicara kepada mereka, dan berada di sisi mereka adalah ibadah kepada Allah S.W.T.

karena sesungguhnya agama ini tidak diturunkan kecuali kepada pria seperti Muhammad S.A.W., Umar R.A, dan orang-orang yang seperti mereka.

Saudara/saudariku, Ketika Khalid ibn Walid berhasil mengepung kota Hira untuk menaklukkanna, sedangkan Hira adalah salah satu kota dengan benteng tertangguh pada masa itu. Dia mengirim utusan kepada Abu Bakar dan menulis “Wahai Abu Bakar, aku butuh pasukan tambahan.” Coba tebak apa yang Abu Bakar lakukan? Abu Bakar hanya mengirim satu orang, yaitu Qaqa’ ibn Amir Al-Tamimi. Ada perbedaan pendapat di antara para ulama apakah Qaqa seorang sahabat atau bukan, pendapat yang benar adalah dia bukan sahabat. Qaqa' ibn Amir  Al-Tamimi adalah seorang tabi’in seperti yang disebutkan Al-Baghawi dalam Asad Al-Gaba. Wallahu'alam.

Saudara/saudari Muslimku, jika seorang jendral terhebat di muka bumi mengirim sebuah pesan kepada komandannya dan berkata “Aku butuh bantuan”, dan satu-satunya bantuan yang mereka kirimkan hanyalah satu orang, apa yang akan dia katakan? Mungkin dia akan berkata “Orang ini gila! Kita tidak bisa memenangkan perang hanya dengan satu orang!” Tapi Abu Bakar menulis dalam surat itu “Aku mengirimkan kepadamu yang setara dengan 1.000 orang! Suara Qaqa’ ibn Amir Al-Tamimi lebih baik daripada seribu orang.” Subhanallah!

Pada kejadian lainnya, ketika Amr ibn Al As sedang menaklukkan Mesir di zaman Umar ibn Khatab R.A., dia berkata “Wahai Umar, aku butuh bantuan!”

Kemudian Umar membalasnya “Aku mengirimkanmu 4.000 orang.” Tapi berapa banyak yang dia kirimkan? Hanya 4 orang! Dia mengirim Miqdad, Muslimah, Zubair, dan Ubaidah ibn As Samit. Dan Umar menulis dalam suratnya “Aku mengirimkanmu yang setara dengan 4.000 orang.”

Saudara/saudariku, kita membicarakan tentang pria sejati. Bagaimana mungkin seorang pria bisa setara dengan 1.000 orang? Dan di antara para pembaca yang laki-laki, jika kalian tidak merasa malu atau marah dalam hati kalian, maka ada yang salah dengan diri kalian.

Saudara/saudariku dalam Islam, pria sejati benar-benar langka bagaikan garam yang tertabur di dalam makanan. Dan itulah mengapa Rasulullah S.A.W. bersabda dalam Sahih Bukhari:

“Pria sejati begitu langka bagaikan unta tunggangan di antara ratusan unta.” 

Seperti kalian ketahui, di Arab terdapat banyak unta, tapi tidak semuanya cocok sebagai tunggangan. Kebanyakan unta hanya bisa untuk diambil daging dan susunya dan hanya sebagian unta yang dapat ditunggangi, karena hampir semuanya begitu liar. Jadi Rasulullah S.A.W. mengumpamakan bahwa pria sejati begitu langka bagaikan seekor unta tunggangan di antara lautan unta.

Saudara/saudariku, tidak hanya di zaman para sahabat, tapi juga di masa setelahnya kita menemukan contoh seorang pria sejati. Apakah kalian tahu tentang Tariq bin Ziyad? Tariq bin Ziyad adalah jenderal Islam yang hebat. Dia mendarat di pesisir pantai Eropa dengan 12.000 pasukan. Raja Roderick yang merupakan raja Spanyol di masa itu melawan Tariq bin Ziyad dengan 100.000 pasukan Kristen. Apakah kalian tahu apa yang dilakukan Tariq bin Ziyad setelahnya? Dia berseru kepada pasukannya “Wahai pasukanku! Bakarlah semua perahu kita!” Jadi semua perahu yang digunakan untuk transportasi dibakar. 

Kemudian dia memberitahu para pasukannya “Wahai pasukanku, jadi ada pilihan antara mati tenggelam atau mati dalam meraih kemenangan di depan kita. Tentukan pilihanmu!”

Lihatlah jiwa lelakinya, bukankah ini menakjubkan, 12.000 melawan 100.000 pasukan? Ini sangat menakjubkan.

Dan yang terjadi adalah Tariq bin Ziyad dengan rahmat Allah berhasil mengalahkan pasukan Kristen. Dia dan pasukannya berhasil menaklukkan Spanyol, Prancis, sebagian besar Sicillia, dan terus merangsek jauh ke dalam wilayah Eropa, sampai ke Yugoslavia, Macedonia, dan sebagainya dimana sekarang banyak umat muslim disana.

Dan pahamilah sepenuhnya bahwa para pria sebenarnya punya banyak energi, potensi kita hanya dibatasi pikiran, iman, dan tujuan kita yang lemah. Kita tidak memahami kemampuan yang diberikan Allah S.W.T. kepada kita. Padahal sesungguhnya kita juga bisa menjadi lelaki sejati.

Di zaman sekarang, ketika ingin membuktikan jiwa lelaki, apa yang para pria lakukan? Menampar wanita. Kita begitu sering mendengar penganiayaan terhadap wanita dan mereka pikir inilah tanda jiwa lelaki. Mereka pikir punya otot yang kekar adalah tanda-tanda pria sejati, atau punya mobil yang mewah dan kebut-kebutan di jalan, mempunyai jas yang bagus, atau seiring bertambahnya umur, maka seseorang menjadi lelaki sejati. Sebenarnya itu semua bukan tanda-tanda lelaki sejati.

Diriwayatkan oleh Bukhari masa ketika Abdullah ibn Zubair masih anak kecil. Pada suatu hari, dia sedang bermain dengan teman-temannya. Kemudian Umar melewati mereka, jadi anak-anak yang lain ketakutan dan berlari menjauh, karena orang-orang menjadi takut ketika melihat Umar. Tapi Abdullah ibn Zubair tetap di tempatnya. Lalu Umar menghampirinya dan berkata “Hey, kenapa kau tidak berlari menjauh?” Dia menjawab “Ya Amirul Mukminin, aku tidak melakukan kesalahan apapun, dan jalannya cukup lebar bagiku dan bagimu, jadi lewat saja.”

Subhanallah, bahkan anak kecil punya jiwa lelaki, dan inilah mengapa Abdullah ibn Zubair menjadi khalifah selama 9 tahun setelah wafatnya Yazid.

Subhanallah, saudara/saudariku dalam Islam, lihatlah jiwa lelaki yang mereka miliki. Semoga para lelaki dari umat ini juga punya semangat dalam menjalani kehidupan dan mempunyai jiwa lelaki seperti mereka. Aamiin.

Komentar

Postingan Populer