Catatan Mineralogi
Mineralogi
Mineralogi merupakan salah satu cabang dari geologi. Ilmu yang mempelajari mineral-mineral yang berupa unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang terdapat di alam dan merupakan pembentuk bagian-bagian padat dari alam semesta.
Cabang-cabang mineralogi antara lain:
Kristalografi
Mineralogi Fisik
Mineralogi kimiawi
Mineralogi optik
Mineral
Apakah mineral itu?
Mineral adalah benda padat, homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu, dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
Mineral adalah bagian dari batuan. Mineral terdiri dari kristal-kristal. Ilmu tentang kristal dipelajari dalam kristalografi. Apakah kristalografi itu? Kristalografi adalah studi tentang kristal, baik bentuk luar maupun struktur dalam kristal. Kristal adalah zat padat yang homogen dengan ciri-ciri permukaan terdiri dari bidang-bidang datar (polieder) dan bidang-bidang ini merupakan pencerminan dari susunan atom-atomnya.
Objek studi kristalografi : unsur-unsur simetri kristal, simbol bidang kristal, sistem susunan sumbu, bentuk kristal, perawakan kristal
Unsur-unsur simetri kristal antara lain:
 bidang simetri: bidang yang membagi dua bagian yang sama, terdiri bidang horizontal, vertikal, intermediate
 sumbu simetri: sumbu simetri merupakan garis sumbu perputaran kristal bila kristal diputar pada sudut-sudut tertentu akan kembali seperti kedudukan semula
 pusat simetri: titik dalam kristal yang memiliki jaraka sama dengan bidang-bidang kristal yang saling berhadapan.
Simbol bidang kristal
 Adalah gambar, huruf dan angka yang menunjukkan parameter kristal
 Simbol berupa gambar (Weiss)
 Simbol berupa tulisan (Miller), dikenal MILLER INDICES
 Contoh parameter Weiss = 2a:b:3c, ditulis dalam Miller Indices ½,1/1,1/3=3/6,6/6,2/6 atau 362
Sistem sumbu kristal
Bentuk kristal
 Bentuk dasar : bentuk tunggal, sederhana, semua bidang muka kristalnya sama dan sebangun
 Bentuk kombinasi: beberapa bentuk dasar berlaianan yang membentuk bentuk kombinasi
 Bentuk kembaran
Perawakan kristal
 Merambut (capillary)
 Membenang (filliform)
 Menjarum (acicular)
 Membilah (bladed)
 Memapan (tabular)
 Mendaun (foliated)
 Melapis (lamellar)
 Membulu (plumose)
 Membata (blocky)
 Meniang (columnar)
Sifat fisik mineral;
1. crystal habit (a. equant, b. fibrous, c. b;added, and d prismatic)
2. cleavage ( a. two cleavages, b. three cleavage planes, and c. four cleavage planes).
3. fracture (conchoidal fracture, splintery, fibrous fragments, irregular fractures).
4. color
5. streak :color of a fine powder of a miner
6. luster :the manner in which a mineral reflects light
7. hardness (1. talc, 2 gyps, 3. calcite, 4. flourite, 5. apatite, 6. orthoclase, 7. qurtz, 8.topaz, 9. corrundum, 10. diamond).
8. specific gravity(s.g > 2,9 à heavy minerals, s.g. < 2,9 à light minerals)
9. other properties: acid, magnetism, electricity, radioactivity, fluorescence, and phosphorescence.
Belahan
Apakah belahan atau cleavage itu?
Pecah mengikuti permukaan sesuai dengan struktur kristalnya. Jadi belahan selalu sejajar permukaan kristal.
Belahan dapat dikategorikan menjadi baik tidaknya bidang belahan:
1. belahan sempurna: mika
2. belahan bagus: kalsit
3. belahan kurang bagus: fluorit
Belahan dapat dikategorikan berdasar arah, yaitu:
 Satu arah (pinakoid/basal): mika
 Dua arah (prismatik): piroksin, amfibol
 Tiga arah (rombohedral): kalsit
 Empat arah (oktahedral) : fluorit
 Enam arah (dodekahedral) : granat
Belahan menunjukkan 3 arah yang tidak sama satu sama lain, misal pada mineral dengan kristal orthorombik, triklin, monoklin.
Belahan menunjukkan 3 arah saling tegak lurus satu sama lain misal pada mineral dengan kristal orthorombik.
Pecahan (Fracture)
Apakah itu?
Apabila mineral diberi tekanan cenderung pecah. Pecahan dapat dilihat dari bentuk bidang pecahan, apabila mineral mendapat tekanan dari luar:
 Konkoidal : pecahan mineral yang membentuk seperti rumah siput (shell), spt: kwarsa, obsidian dan opal,
 Splintery: pecahan mineral yang terbentuk runcing-runcing seperti pada amfibol,
 Earthy: pecahan mineral seperti tanah misal pada kaolin,
 Hackly: pecahnya mineral seperti hancurnya besi yang mendapat tekanan/pukulan.
Kekerasan (hardness)
Kekerasan adalah daya tahan mineral terhadap goresan. Banyak para ahli mineralogi membuat skla kekerasan. Salah satunya adalah Mohs (Australia) pada tahun1822 mengkategorikan skala kekerasan menjadi 10 tingkatan.
KEKERASAN MINERAL KEKERASAN MINERAL
1.
2.
3.
4.
5. TALK
GIPSUM
KALSIT
FLUORIT
APATIT 6.
7.
8.
9.
10. Ortoklas
KWARSA
TOPAS
KORUNDUM
INTAN
Dalam kehidupan sehari-hari kekerasan dapat dipraktekkan seperti berikut.
 Kuku jari mempunyai kekerasan = 2,5
 Pisau lipat mempunyai kekerasan = 5,5
 Benda terasa lemak, kekerasan = 1,0
 Kekerasan = 2 mineral dapat digores dengan kuku
 Kekerasan = 3 mineral dapat dipotong dengan pisau
 Kekerasan = 4 mineral agak mudah digores dengan pisau
 Kekerasan = 5 mineral agak sukar digores dengan pisau
 Kekerasan = 6 mineral tidak dapat digores dengan pisau
Tenacity
Tenacity adalah sifat dalam mineral terhadap tekanan. Tenacity merupakan sifat mineral yang tergantung pada kekuatan kohesi atom-atom penyusun mineral:
> Malleable > Flexible
> Ductile > Elastis
> Sectile > Brittleness.
 Malleable: dapat digepeng-gepeng dengan palu (umumnya dipunyai oleh “native element (elemen tunggal) seperti: emas, perak, tembaga,)
 Ductile: dapat dirubah bentuk dengan suatu tekanan/nyala api seperti: emas, perak, tembaga, besi, dan kelompok elemen tunggal lainnya.
 Sectile: dapat dipotong dengan pisau dalam keadaan dingin seperti: gipsum, kalsit
 Flexible; dpt dibengkok, dan setelah tenaga hilang, bentuk tetap bengkok
 Elastis: dpt dibengkok, dan setelah tenaga hilang, bentuk kembali spt semula
 Brittleness: apabila kena tekanan, mineral akan pecah-pecah menjadi fragmental.
Berat jenis (BJ)
Berata jenis adalah angka yang menyatakan berapa kali berat suatu benda jika dibandinkan dengan berat air dengan volume yang sama dengan volume benda itu. Bj tidak bersatuan. Meskipun demikian di beberapa negara ada juga yang memberi satuan misal gram/cc atau lbs/ cubic ft, karena proses mengukurannya membutuhkan parameter unit berat dan volume.
W1
SG = ------------- x L
W1 – W2
Catatan:
SG = Specific grafity
W1 = berat mineral diudara
W2 = berat mineral dalam
cairan
L = kerapatan cairan
L (W2-W1)
SG = -------------------------- x L
(W4 – W1)(W3-W1)
Catatan:
SG = Specific grafity
W1 = berat piknometer kosong
W2 = berat piknometer+ mineral
W3 = berat piknometer berisi mineral
dan cairan
W4 = berat piknometer berisi cairan
Contoh BJ mineral dan batuan:
 Emas 19,3
 Platina 21,4
 Perak 10,5
 Tembaga 8,5
 Besi 7,3
 Granit 2,5 -2,7
 Andesit 1,6 – 2,6
 Diorit 2,8 – 2,9
Kilap
Apakah kilap itu?
Kilap adalah sifat optik yang mempunyai hubungan erat dengan peristiwa pemantulan atau pembiasan. Ada beberapa macam kilap, yaitu kilap logam, kilap bukan logam dan kilap setengah logam.
Kilap logam
Mineral-mineral yang apat menyerap pancaran sinar secara kuat, umumnya memiliki kilap logam (metalic luster). Index biasnya (n) lebih dari 3, contohnya kilap logam murni (native) serta sebagian besar sulfida logam, emas, perak, platina, besi, hematit.
Kilap bukan logam (non metalic luster),contohnya:
 Kilap kaca (vitreous), mis: kwarsa
 Kilap intan (adamantin), mis: zircon, belerang,rutile, intan, casiterit, spalerit
 Kilap lemak (greasy)
 Kilap lilin (waxy)
 Kilap sutra (silky), mis: fibrous aggregates
 Kilap mutiara (pearly)
 Kilap seperti lempung (dull) = earthy.
Warna mineral
Apakah warna mineral itu?
Warna mineral ditimbulkan karena penyerapan beberapa jenis panjang gelombang yang membentuk cahaya putih, jadi warna itu timbul sebagai hasil dari pada cahaya putih yang dikurangi oleh beberapa panjang gelombang yang terserap.
 Sebab-sebab timbulnya warna mineral:
1. Komposisi kimia mineral
2. Struktur kristal dan ikatan ion
3. Pengotoran (impurities) pada mineral,
4. Perbedaan panjang gelombang yang diserap
Transparency
Transparency adalah sifat mineral terhadap daya tembus cahaya
Daya tembus cahaya:
 Transparent (tembus cahaya)
 Translucent (sifat padangan yang kabur)
 Sub transparent (setengah tembus cahaya)
 Opaque (tidak tembus cahaya)
Warna specific akibat permainan sinar
 Opallescence: pantulan seperti mutiara atau satu drop air susu kedalam air dalam gelas
 Iridescence: adanya serangkaian prismatik baik di permukaan maupun didalam mineral. Ini terjadi karena:
 adanya kembaran (twin) dalam mineral
 adanya film (coating) material di permukaan
 Asterism: seperti refleksi sinar berbentuk bintang
 Fluorescence: adanya emisi cahaya pada saat yang bersamaan dengan iradiasi.
 Phosphorescence: emisi cahaya yang terus menerus setelah iradiasi berakhir,
 Thermoluminescence: mineral setelah dibakar masih kelihatan bara apinya,
 Triboluminescence: mineral apabila digosok atau dipukul dengan palu timbul percikan api,
Sifat mineral yang lain antara lain:
 Sifat optic, yaitu menggunakan cahaya yang sudah terpolarisasi. Tentu saja dengan mikroskop polarisasi. Pada mikroskop polarisasi terdapat kondensor pengumpul sinar, diafragma pengatur jumlah sinar, cermin pemantul sinar, polarisator untuk memperoleh sinar yang terpolarisasi, meja obyek berlubang tengah untuk memperoleh sinar yang dapat diputar, klem penjepit preparat mineral, lensa obyekstif, lensa bertrand untuk mengetahui sumbu optis, dan lensa okuler.
 Sifat yang dipengaruhi panas, yaitu berkaitan dengan pemuaian, dan titik lebur.
 Sifat magnet, yaitu gaya tarik kemagnetan terhadap mineral sejenis lainnya, seperti magnetit, dan pyrotit, diukur dengan alat magnetometer.
 Sifat elektrikal, yaitu sifat kelistrikan yang ditimbulkan karena pemanasan, dan gesekan.
 Sifat rasa cecap, dan bau ( taste, odor). Rasa cecap contohnya mineral halit (NaCl) yang asin, rasa bau contohnya mineral belerang (S) yang berbau spesifik.
Mineral utama
 The rock-forming minerals are the minerals that most common minerals in the Earth’s crust.
 They are : olivine, pyroxene, amphibole, mica, the clay minerals, feldspar, quartz, calcite, and dolomite.
 The first six minerals in that list are actually mineral “groups,” in which each group contains several varieties with very similar chemical compositions, crystalline structures, and appearances.
Mineral asesoris
 Minerals that are common but usually are found only in small amounts.
 Examples: Chlorite, garnet, hematite, limonite, magnetite, and pyrite are common accessory minerals.
Klasifikasi mineral:
a. Native Elements
b. Oxides
c. Sulfides
d. Sulfates
e. Phosphates
f. Carbonates
g. Silicates
Komposisi mineral
Unsur Berat (gram)
O 464.000
Si 281.500
Al 82.300
Fe 56.300
Ca 41.500
Na 23.600
Mg 23.300
K 20.900
Ti 5.700
H 1.400
 N.L. BOWEN menunjukkan bagaimana suatu magma tunggal dapat menghasilkan berbagai BATUAN BEKU.
 Olivin meleleh pertama pada temperatur tinggi sehingga membentuk kristal pertama, sedangkan kuarsa meleleh pada temperature rendah sehingga mengkristal terakhir.
 Batuan beku yang terbentuk oleh mineral yang terbentuk awal, (Olivin dan Piroksin) disebut batuan ULTRAMAFIK
 Batuan beku yang terbentuk oleh pirok-sin dan kalsium yang kaya feldspar disebut mempunyai komposisi BATUAN BASALTIK
 Batuan beku yang terbentuk oleh mineral Amfibol dan INTERMEDIATE plagioklas feldspar disebut BATUAN ANDESITIK
Jenis magma
 Jenis magma granit
 Jenis magma syeinit
 Jenis magma diorit
 Jenis magma gabro
Granit:
 Susunan mineral: kwarsa, ortoklas, plagiolas (jumlah sedikit)
 Warna mineral gelap (tua) : biotit dan hornblende
 Mineral aksesor : apatit, magnetit, zirkon, ilmenit dan titanit.
Syenit
 Hampir sama dengan GRANIT tetapi tidak mengandung/sedikit Kwarsa.
 Batuan lelehan SYEINIT disebut porfir syeinit atau Trachyt.
 Mineral aksesor: apatit, zirkon, titanit.
Diorit:
 Bertambahnya mineral Ferro-Magnesium à warna lebih tua (gelap).
 Feldspat umumnya plagioklas
 Mineral Femis : piroksin dan amfibol
 Mineral akessor: apatit dan zirkon.
 Batuan lelehan: Andesit.
Gabro:
 Mineral utama pembentuk batuan: piroksin dan olivin à warna hitam
 Batuan lelehan : BASALT
Genesa mineral
Mineral merupakan hasil akhir dari proses alam yang kompleks. Karakteristiknya, lingkungan geologinya, mineral asosiasinya merupakan tanda yang menerangkan kondisi sebenarnya dimana mineral terbentuk dan kemungkinan yang akan datang.
Lingkungan terjadinya mineral
 Batuan beku
 Pegmatit
 Veinhydrotermal
 Endapan hotspring serta fumarol
Ada 7 mineral yang terjadi dalam batuan beku:
1. Kuarsa
2. Feldspar
3. Felspathoid
4. Pyroxene
5. Hornblende
6. Biotit
7. Olivine
Pegmatit
Lelehan sisa kristalisasi magma merupakan cairan silikat kaya dengan alkali dan aluminium, berair serta beruap (volatile). Tekanan volatil mendorong cairan ke permukaan bumi dan membentuk mineral di urat-urat (vein) hydrotermal.
 Mineral pegmatit memiliki tekstur butir yang sangat kasar, berbentuk pipa (tabular)
Endapan hydrothermal:
 mineral terbentuk pada urat-urat (vein) panas, dibedakan menjadi 3:
1. Hyphothermal : 300 – 500 °C : caseterit, molybdenit, topaz, kuarsa
2. Mesothermal : 200 – 300 °C: besi, zink, timbal, calsit, siderit.
3. Epithermal : 50 - 200 °C : antimony, mercury, perak, emas.
Endapan mataair panas:
 Mineral terbentuk di mata air panas adalah opalin silica
 Mineral pada fumarol adalah sulfur dan chlorida
Lingkungan mineral sedimen:
 Resistat: mineral tahan lapuk (kursa)
 Hydrolisat: berbeda komposisi kimia dan mineralogi
 Oxidat : besi dan mangaan oksida
 Reduzat : sedimentasi sulfida (sulfur, siderit)
 Presipitat: dolomit, calsit.
 Evaporit: CaSO4, NaCl, MgCl, KCl.
Lingkungan metamorfik:
 Tenaga pendorong dalam metamorfik adalah panas, tekanan, dan kerja larutan kimiawi
 Terjadi pada kedalaman 6 hingga 7 km pada suhu 150 °C
Deskripsi mineral
Berikut ini adalah beberapa contoh mineral yang dideskripsikan dengan bebrapa sifat fisik dan optis mineral.
Emas:
 Sistem kristal : isometrik
 Belahan : tidak ada
 Kekerasan : 2,5 – 3
 Bj : 19,3
 Kilap : logam
 Warna : kuning
 Optik opaque
 Terdapat: urat-urat hidrotermal bersosiasi dengan mineral sulfida
Perak:
 Sistem kristal : isometrik
 Belahan : tidak ada
 Kekerasan : 2,5 – 3
 Bj : 10,5
 Kilap : logam
 Warna : putih
 Cerat : putih
 Optik opaque
 Terdapat: zone oksidasi dari endapan bijih sulfida, terbentuk karena proses hidrotermal
Tembaga:
 Sistem kristal : isometrik
 Belahan : tidak ada
 Kekerasan : 2,5 – 3
 Bj : 8,9
 Kilap : logam
 Warna : merah muda
 Cerat : hitam
 Optik opaque
 Terdapat: zone oksidasi dari endapan bijih sulfida
Platina:
 Sistem kristal : isometrik
 Belahan : tidak ada
 Kekerasan : 4 – 4,5
 Bj : 21,4
 Kilap : logam
 Warna : putih
 Cerat : abu-abu
 Optik opaque
 Terdapat: pemisahan dalam batuan-batuan magma ultrabasa dan di dalam endapan letakan (places)
Besi:
 Sistem kristal : isometrik
 Belahan : tidak ada
 Kekerasan : 4 sampai hitam
 Bj : 7,3 – 7,8
 Kilap : logam
 Warna : abu-abu besi
 Cerat : abu-abu
 Optik : n = 2,36
 Terdapat: terdapat dalam batuan meteorik, sedikit dalam batuan basal
Belerang :
 Sistem kristal : ortorombikβ
 Belahan : tidak sempurna
 Kekerasan : 1,5 - 2,5
 Bj : 2,1
 Kilap : mendamar sampai melemak
 Warna : kuning sampai coklat
 Cerat : putih
 Optik:kompleks α, β,γ tertentu
 Terdapat: zone oksidasi dari endapan bijih sulfida, terbentuk karena proses hidrotermal
Intan:
 Sistem kristal : isometrik
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 10
 Bj : 3,5
 Kilap : intan --- lemak
 Warna : bening, putih, kebiruan, abu-abu, kuning, coklat, oranye, merah, hijau, hitam
 Optik : cerah n = 2,4
 Terdapat: pada breksiasi, serpentin, endapan bawah laut.
Halit:
 Sistem kristal : isometrik
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 2,5
 Bj : 2,16
 Kilap : kaca
 Warna : bening, kekuningan, kenerahan, biru, keunguan
 Cerat : bening sampai putih
 Terdapat: dalam endapan berubah bentuk oleh evaporit dari air laut yang tertutup lagun.
Fluorit:
 Sistem kristal : isometrik
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 4
 Bj : 3,18
 Kilap : kaca
 Warna : ungu sampai biru, hijau
 Cerat : putih
 Optik : bening sampai ungu muda n: 1,4
 Terdapat: sebagai mineral pengiring dalam formasi hidrotermal akhir dari granit
Korundum:
 Sistem kristal : trigonal
 Belahan : tidak ada
 Kekerasan : 9
 Bj : 6,14
 Kilap : intan sampai kaca
 Warna : variasi
 Cerat : putih
 Optik kompleks
 Terdapat: sebagai mineral pengiring dalam formasi syenit nefelin. Proses metamorfosa dalam batuan gamping
Hematit:
 Sistem kristal : trigonal
 Belahan : tidak ada
 Kekerasan : 5 - 6
 Bj : 4,9 - 5,2
 Kilap : logam
 Warna : abu- hitam
 Cerat : merah gelap sampai coklat merah
 Optik opaque
 Terdapat: sebagai mineral pengiring dalam formasi granit. Proses metamorfosa kontak. Diperkirakan sublimasi dari kegiatan vulkanis.
Kalsit:
 Sistem kristal : heksagonal
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 3
 Bj : 2,71
 Kilap : kaca
 Warna : bening atau putih
 Cerat : putih
 Optik kompleks
 Terdapat: sebagian besar terbentuk di laut sebagai nodul dalam batuan sedimen. Urat hidrotermal sebagai mineral gang, di dalam berbagai batuan beku.
Dolomit:
 Sistem kristal : heksagonal
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 3,5 - 4
 Bj : 2,85
 Kilap : kaca
 Warna : bening atau putih sampai krem
 Cerat : putih
 Optik kompleks
 Terdapat: Terjadi dalam lapisan batugamping magnesium. Sebagai mineral gang urat hidrotermal, di dalam berbagai batuan beku.
Gipsum:
 Sistem kristal : monoklin
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 2
 Bj : 2,32
 Kilap : kaca, mutiara, sutera
 Warna : bening atau putih, keabuan
 Cerat : putih
 Optik kompleks
 Terdapat: sebagai endapan berasosiasi dengan batuan gamping magnesium, halit, dan anhidrit.
Muskovit:
 Sistem kristal : monoklin
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 2 – 2,5
 Bj : 2,76 – 2,88
 Kilap : kaca sampai sutra mutiara
 Warna : bening
 Optik kompleks
 Terdapat: mineral pembentuk batuan beku, di batuan granit.
Talk:
 Sistem kristal : monoklin
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 1
 Bj : 2,7 – 2,8
 Kilap : mutiara sampai lemak
 Warna : hijau apel, abu, putih, putih perak
 Optik kompleks
 Terdapat: terbentuk oleh alterasi dari magnesium silikat, seperti olevin, piroksen, dan amphibol.
Hornblende:
 Sistem kristal : monoklin
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 5 - 6
 Bj : 3 – 3,4
 Kilap : kaca
 Warna : hijau gelap sampai hitam
 Optik kompleks
 Terdapat: dalam batuan beku dan metamorfosa.
Kuarsa:
 Sistem kristal : heksagonal
 Belahan : tidak ada
 Kekerasan : 7
 Bj : 2,65
 Kilap : kaca
 Warna : bening - putih
 Optik kompleks
 Terdapat: di batuan beku, dan urat-urat logam hidrotermal.
Topaz:
 Sistem kristal : ortorombik
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 8
 Bj : 3,4 – 3,6
 Kilap : kaca
 Warna : bening, kuning, merahmuda, kebiruan, kehijauan.
 Optik kompleks
 Terdapat: di batuan beku riolit dan granit, dan batuan pasir.
Apatit:
 Sistem kristal : heksagonal
 Belahan : tidak baik
 Kekerasan : 5
 Bj : 3,15 – 3,20
 Kilap : kaca sampai sub damar
 Warna : hijau sampai coklat, biru, violet, bening
 Optik kompleks
 Terdapat: di batuan beku, sedomen, metamorfose
Ortoklas:
 Sistem kristal : monoklin
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 6
 Bj : 2,57
 Kilap : kaca
 Warna : bening - putih
 gores : putih
 Optik kompleks
 Terdapat: di batuan beku granit, syenit, sedimen konglomerat, metamorfose.
Kegunaan mineral
Mineral telah digunakan manusia sejak lama. Kegunaan mineral dapat disaksikan sehari-hari. Mineral pada mulanya diambil langsung dari alam, kemudian pada tahap berikut diolah dengan kombinasi bebrapa mineral sehingga menghasilkan barang-barang industri. Banyak barang industri seperti barang rumah rumah tangga seperti kompor, kulkas, TV, radio, tape, pisau, piring, sendok, hingga kendaraan darat, laut, udara adalah contoh barang kombinasi beberapa mineral.
Mineral biji
Sering banyak orang menyebut mineral biji untuk mineral logam dan bukan logam yang dapat diubah dalam beberapa kegunaan. Mineral logam contohnya besi, timbal, aluminium, dan tembaga banyak digunakan karena memiliki sifat malleability dan ductility. Mineral bukan logam sebagian ada yang langsung digunakan seperti halit, tetapi ada yang harus diolah, seperti asbestos yang harus dipisahkan dari serpentin.
Perhiasan
Banyak mineral digunakan untuk perhiasan. Mineral-mineral itu adalah
 intan dengan berbagai warna,
 turmalin dan topaz juga berbagai warna,
 ruby dengan warna merah dan biru-merah,
 emerald dengan warna hijau,
 aquamarin dengan warna biru hijau dan biru pucat,
 amethyst dengan warna ungudan biru violet.
Mineralogi merupakan salah satu cabang dari geologi. Ilmu yang mempelajari mineral-mineral yang berupa unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang terdapat di alam dan merupakan pembentuk bagian-bagian padat dari alam semesta.
Cabang-cabang mineralogi antara lain:
Kristalografi
Mineralogi Fisik
Mineralogi kimiawi
Mineralogi optik
Mineral
Apakah mineral itu?
Mineral adalah benda padat, homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu, dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
Mineral adalah bagian dari batuan. Mineral terdiri dari kristal-kristal. Ilmu tentang kristal dipelajari dalam kristalografi. Apakah kristalografi itu? Kristalografi adalah studi tentang kristal, baik bentuk luar maupun struktur dalam kristal. Kristal adalah zat padat yang homogen dengan ciri-ciri permukaan terdiri dari bidang-bidang datar (polieder) dan bidang-bidang ini merupakan pencerminan dari susunan atom-atomnya.
Objek studi kristalografi : unsur-unsur simetri kristal, simbol bidang kristal, sistem susunan sumbu, bentuk kristal, perawakan kristal
Unsur-unsur simetri kristal antara lain:
 bidang simetri: bidang yang membagi dua bagian yang sama, terdiri bidang horizontal, vertikal, intermediate
 sumbu simetri: sumbu simetri merupakan garis sumbu perputaran kristal bila kristal diputar pada sudut-sudut tertentu akan kembali seperti kedudukan semula
 pusat simetri: titik dalam kristal yang memiliki jaraka sama dengan bidang-bidang kristal yang saling berhadapan.
Simbol bidang kristal
 Adalah gambar, huruf dan angka yang menunjukkan parameter kristal
 Simbol berupa gambar (Weiss)
 Simbol berupa tulisan (Miller), dikenal MILLER INDICES
 Contoh parameter Weiss = 2a:b:3c, ditulis dalam Miller Indices ½,1/1,1/3=3/6,6/6,2/6 atau 362
Sistem sumbu kristal
Bentuk kristal
 Bentuk dasar : bentuk tunggal, sederhana, semua bidang muka kristalnya sama dan sebangun
 Bentuk kombinasi: beberapa bentuk dasar berlaianan yang membentuk bentuk kombinasi
 Bentuk kembaran
Perawakan kristal
 Merambut (capillary)
 Membenang (filliform)
 Menjarum (acicular)
 Membilah (bladed)
 Memapan (tabular)
 Mendaun (foliated)
 Melapis (lamellar)
 Membulu (plumose)
 Membata (blocky)
 Meniang (columnar)
Sifat fisik mineral;
1. crystal habit (a. equant, b. fibrous, c. b;added, and d prismatic)
2. cleavage ( a. two cleavages, b. three cleavage planes, and c. four cleavage planes).
3. fracture (conchoidal fracture, splintery, fibrous fragments, irregular fractures).
4. color
5. streak :color of a fine powder of a miner
6. luster :the manner in which a mineral reflects light
7. hardness (1. talc, 2 gyps, 3. calcite, 4. flourite, 5. apatite, 6. orthoclase, 7. qurtz, 8.topaz, 9. corrundum, 10. diamond).
8. specific gravity(s.g > 2,9 à heavy minerals, s.g. < 2,9 à light minerals)
9. other properties: acid, magnetism, electricity, radioactivity, fluorescence, and phosphorescence.
Belahan
Apakah belahan atau cleavage itu?
Pecah mengikuti permukaan sesuai dengan struktur kristalnya. Jadi belahan selalu sejajar permukaan kristal.
Belahan dapat dikategorikan menjadi baik tidaknya bidang belahan:
1. belahan sempurna: mika
2. belahan bagus: kalsit
3. belahan kurang bagus: fluorit
Belahan dapat dikategorikan berdasar arah, yaitu:
 Satu arah (pinakoid/basal): mika
 Dua arah (prismatik): piroksin, amfibol
 Tiga arah (rombohedral): kalsit
 Empat arah (oktahedral) : fluorit
 Enam arah (dodekahedral) : granat
Belahan menunjukkan 3 arah yang tidak sama satu sama lain, misal pada mineral dengan kristal orthorombik, triklin, monoklin.
Belahan menunjukkan 3 arah saling tegak lurus satu sama lain misal pada mineral dengan kristal orthorombik.
Pecahan (Fracture)
Apakah itu?
Apabila mineral diberi tekanan cenderung pecah. Pecahan dapat dilihat dari bentuk bidang pecahan, apabila mineral mendapat tekanan dari luar:
 Konkoidal : pecahan mineral yang membentuk seperti rumah siput (shell), spt: kwarsa, obsidian dan opal,
 Splintery: pecahan mineral yang terbentuk runcing-runcing seperti pada amfibol,
 Earthy: pecahan mineral seperti tanah misal pada kaolin,
 Hackly: pecahnya mineral seperti hancurnya besi yang mendapat tekanan/pukulan.
Kekerasan (hardness)
Kekerasan adalah daya tahan mineral terhadap goresan. Banyak para ahli mineralogi membuat skla kekerasan. Salah satunya adalah Mohs (Australia) pada tahun1822 mengkategorikan skala kekerasan menjadi 10 tingkatan.
KEKERASAN MINERAL KEKERASAN MINERAL
1.
2.
3.
4.
5. TALK
GIPSUM
KALSIT
FLUORIT
APATIT 6.
7.
8.
9.
10. Ortoklas
KWARSA
TOPAS
KORUNDUM
INTAN
Dalam kehidupan sehari-hari kekerasan dapat dipraktekkan seperti berikut.
 Kuku jari mempunyai kekerasan = 2,5
 Pisau lipat mempunyai kekerasan = 5,5
 Benda terasa lemak, kekerasan = 1,0
 Kekerasan = 2 mineral dapat digores dengan kuku
 Kekerasan = 3 mineral dapat dipotong dengan pisau
 Kekerasan = 4 mineral agak mudah digores dengan pisau
 Kekerasan = 5 mineral agak sukar digores dengan pisau
 Kekerasan = 6 mineral tidak dapat digores dengan pisau
Tenacity
Tenacity adalah sifat dalam mineral terhadap tekanan. Tenacity merupakan sifat mineral yang tergantung pada kekuatan kohesi atom-atom penyusun mineral:
> Malleable > Flexible
> Ductile > Elastis
> Sectile > Brittleness.
 Malleable: dapat digepeng-gepeng dengan palu (umumnya dipunyai oleh “native element (elemen tunggal) seperti: emas, perak, tembaga,)
 Ductile: dapat dirubah bentuk dengan suatu tekanan/nyala api seperti: emas, perak, tembaga, besi, dan kelompok elemen tunggal lainnya.
 Sectile: dapat dipotong dengan pisau dalam keadaan dingin seperti: gipsum, kalsit
 Flexible; dpt dibengkok, dan setelah tenaga hilang, bentuk tetap bengkok
 Elastis: dpt dibengkok, dan setelah tenaga hilang, bentuk kembali spt semula
 Brittleness: apabila kena tekanan, mineral akan pecah-pecah menjadi fragmental.
Berat jenis (BJ)
Berata jenis adalah angka yang menyatakan berapa kali berat suatu benda jika dibandinkan dengan berat air dengan volume yang sama dengan volume benda itu. Bj tidak bersatuan. Meskipun demikian di beberapa negara ada juga yang memberi satuan misal gram/cc atau lbs/ cubic ft, karena proses mengukurannya membutuhkan parameter unit berat dan volume.
W1
SG = ------------- x L
W1 – W2
Catatan:
SG = Specific grafity
W1 = berat mineral diudara
W2 = berat mineral dalam
cairan
L = kerapatan cairan
L (W2-W1)
SG = -------------------------- x L
(W4 – W1)(W3-W1)
Catatan:
SG = Specific grafity
W1 = berat piknometer kosong
W2 = berat piknometer+ mineral
W3 = berat piknometer berisi mineral
dan cairan
W4 = berat piknometer berisi cairan
Contoh BJ mineral dan batuan:
 Emas 19,3
 Platina 21,4
 Perak 10,5
 Tembaga 8,5
 Besi 7,3
 Granit 2,5 -2,7
 Andesit 1,6 – 2,6
 Diorit 2,8 – 2,9
Kilap
Apakah kilap itu?
Kilap adalah sifat optik yang mempunyai hubungan erat dengan peristiwa pemantulan atau pembiasan. Ada beberapa macam kilap, yaitu kilap logam, kilap bukan logam dan kilap setengah logam.
Kilap logam
Mineral-mineral yang apat menyerap pancaran sinar secara kuat, umumnya memiliki kilap logam (metalic luster). Index biasnya (n) lebih dari 3, contohnya kilap logam murni (native) serta sebagian besar sulfida logam, emas, perak, platina, besi, hematit.
Kilap bukan logam (non metalic luster),contohnya:
 Kilap kaca (vitreous), mis: kwarsa
 Kilap intan (adamantin), mis: zircon, belerang,rutile, intan, casiterit, spalerit
 Kilap lemak (greasy)
 Kilap lilin (waxy)
 Kilap sutra (silky), mis: fibrous aggregates
 Kilap mutiara (pearly)
 Kilap seperti lempung (dull) = earthy.
Warna mineral
Apakah warna mineral itu?
Warna mineral ditimbulkan karena penyerapan beberapa jenis panjang gelombang yang membentuk cahaya putih, jadi warna itu timbul sebagai hasil dari pada cahaya putih yang dikurangi oleh beberapa panjang gelombang yang terserap.
 Sebab-sebab timbulnya warna mineral:
1. Komposisi kimia mineral
2. Struktur kristal dan ikatan ion
3. Pengotoran (impurities) pada mineral,
4. Perbedaan panjang gelombang yang diserap
Transparency
Transparency adalah sifat mineral terhadap daya tembus cahaya
Daya tembus cahaya:
 Transparent (tembus cahaya)
 Translucent (sifat padangan yang kabur)
 Sub transparent (setengah tembus cahaya)
 Opaque (tidak tembus cahaya)
Warna specific akibat permainan sinar
 Opallescence: pantulan seperti mutiara atau satu drop air susu kedalam air dalam gelas
 Iridescence: adanya serangkaian prismatik baik di permukaan maupun didalam mineral. Ini terjadi karena:
 adanya kembaran (twin) dalam mineral
 adanya film (coating) material di permukaan
 Asterism: seperti refleksi sinar berbentuk bintang
 Fluorescence: adanya emisi cahaya pada saat yang bersamaan dengan iradiasi.
 Phosphorescence: emisi cahaya yang terus menerus setelah iradiasi berakhir,
 Thermoluminescence: mineral setelah dibakar masih kelihatan bara apinya,
 Triboluminescence: mineral apabila digosok atau dipukul dengan palu timbul percikan api,
Sifat mineral yang lain antara lain:
 Sifat optic, yaitu menggunakan cahaya yang sudah terpolarisasi. Tentu saja dengan mikroskop polarisasi. Pada mikroskop polarisasi terdapat kondensor pengumpul sinar, diafragma pengatur jumlah sinar, cermin pemantul sinar, polarisator untuk memperoleh sinar yang terpolarisasi, meja obyek berlubang tengah untuk memperoleh sinar yang dapat diputar, klem penjepit preparat mineral, lensa obyekstif, lensa bertrand untuk mengetahui sumbu optis, dan lensa okuler.
 Sifat yang dipengaruhi panas, yaitu berkaitan dengan pemuaian, dan titik lebur.
 Sifat magnet, yaitu gaya tarik kemagnetan terhadap mineral sejenis lainnya, seperti magnetit, dan pyrotit, diukur dengan alat magnetometer.
 Sifat elektrikal, yaitu sifat kelistrikan yang ditimbulkan karena pemanasan, dan gesekan.
 Sifat rasa cecap, dan bau ( taste, odor). Rasa cecap contohnya mineral halit (NaCl) yang asin, rasa bau contohnya mineral belerang (S) yang berbau spesifik.
Mineral utama
 The rock-forming minerals are the minerals that most common minerals in the Earth’s crust.
 They are : olivine, pyroxene, amphibole, mica, the clay minerals, feldspar, quartz, calcite, and dolomite.
 The first six minerals in that list are actually mineral “groups,” in which each group contains several varieties with very similar chemical compositions, crystalline structures, and appearances.
Mineral asesoris
 Minerals that are common but usually are found only in small amounts.
 Examples: Chlorite, garnet, hematite, limonite, magnetite, and pyrite are common accessory minerals.
Klasifikasi mineral:
a. Native Elements
b. Oxides
c. Sulfides
d. Sulfates
e. Phosphates
f. Carbonates
g. Silicates
Komposisi mineral
Unsur Berat (gram)
O 464.000
Si 281.500
Al 82.300
Fe 56.300
Ca 41.500
Na 23.600
Mg 23.300
K 20.900
Ti 5.700
H 1.400
 N.L. BOWEN menunjukkan bagaimana suatu magma tunggal dapat menghasilkan berbagai BATUAN BEKU.
 Olivin meleleh pertama pada temperatur tinggi sehingga membentuk kristal pertama, sedangkan kuarsa meleleh pada temperature rendah sehingga mengkristal terakhir.
 Batuan beku yang terbentuk oleh mineral yang terbentuk awal, (Olivin dan Piroksin) disebut batuan ULTRAMAFIK
 Batuan beku yang terbentuk oleh pirok-sin dan kalsium yang kaya feldspar disebut mempunyai komposisi BATUAN BASALTIK
 Batuan beku yang terbentuk oleh mineral Amfibol dan INTERMEDIATE plagioklas feldspar disebut BATUAN ANDESITIK
Jenis magma
 Jenis magma granit
 Jenis magma syeinit
 Jenis magma diorit
 Jenis magma gabro
Granit:
 Susunan mineral: kwarsa, ortoklas, plagiolas (jumlah sedikit)
 Warna mineral gelap (tua) : biotit dan hornblende
 Mineral aksesor : apatit, magnetit, zirkon, ilmenit dan titanit.
Syenit
 Hampir sama dengan GRANIT tetapi tidak mengandung/sedikit Kwarsa.
 Batuan lelehan SYEINIT disebut porfir syeinit atau Trachyt.
 Mineral aksesor: apatit, zirkon, titanit.
Diorit:
 Bertambahnya mineral Ferro-Magnesium à warna lebih tua (gelap).
 Feldspat umumnya plagioklas
 Mineral Femis : piroksin dan amfibol
 Mineral akessor: apatit dan zirkon.
 Batuan lelehan: Andesit.
Gabro:
 Mineral utama pembentuk batuan: piroksin dan olivin à warna hitam
 Batuan lelehan : BASALT
Genesa mineral
Mineral merupakan hasil akhir dari proses alam yang kompleks. Karakteristiknya, lingkungan geologinya, mineral asosiasinya merupakan tanda yang menerangkan kondisi sebenarnya dimana mineral terbentuk dan kemungkinan yang akan datang.
Lingkungan terjadinya mineral
 Batuan beku
 Pegmatit
 Veinhydrotermal
 Endapan hotspring serta fumarol
Ada 7 mineral yang terjadi dalam batuan beku:
1. Kuarsa
2. Feldspar
3. Felspathoid
4. Pyroxene
5. Hornblende
6. Biotit
7. Olivine
Pegmatit
Lelehan sisa kristalisasi magma merupakan cairan silikat kaya dengan alkali dan aluminium, berair serta beruap (volatile). Tekanan volatil mendorong cairan ke permukaan bumi dan membentuk mineral di urat-urat (vein) hydrotermal.
 Mineral pegmatit memiliki tekstur butir yang sangat kasar, berbentuk pipa (tabular)
Endapan hydrothermal:
 mineral terbentuk pada urat-urat (vein) panas, dibedakan menjadi 3:
1. Hyphothermal : 300 – 500 °C : caseterit, molybdenit, topaz, kuarsa
2. Mesothermal : 200 – 300 °C: besi, zink, timbal, calsit, siderit.
3. Epithermal : 50 - 200 °C : antimony, mercury, perak, emas.
Endapan mataair panas:
 Mineral terbentuk di mata air panas adalah opalin silica
 Mineral pada fumarol adalah sulfur dan chlorida
Lingkungan mineral sedimen:
 Resistat: mineral tahan lapuk (kursa)
 Hydrolisat: berbeda komposisi kimia dan mineralogi
 Oxidat : besi dan mangaan oksida
 Reduzat : sedimentasi sulfida (sulfur, siderit)
 Presipitat: dolomit, calsit.
 Evaporit: CaSO4, NaCl, MgCl, KCl.
Lingkungan metamorfik:
 Tenaga pendorong dalam metamorfik adalah panas, tekanan, dan kerja larutan kimiawi
 Terjadi pada kedalaman 6 hingga 7 km pada suhu 150 °C
Deskripsi mineral
Berikut ini adalah beberapa contoh mineral yang dideskripsikan dengan bebrapa sifat fisik dan optis mineral.
Emas:
 Sistem kristal : isometrik
 Belahan : tidak ada
 Kekerasan : 2,5 – 3
 Bj : 19,3
 Kilap : logam
 Warna : kuning
 Optik opaque
 Terdapat: urat-urat hidrotermal bersosiasi dengan mineral sulfida
Perak:
 Sistem kristal : isometrik
 Belahan : tidak ada
 Kekerasan : 2,5 – 3
 Bj : 10,5
 Kilap : logam
 Warna : putih
 Cerat : putih
 Optik opaque
 Terdapat: zone oksidasi dari endapan bijih sulfida, terbentuk karena proses hidrotermal
Tembaga:
 Sistem kristal : isometrik
 Belahan : tidak ada
 Kekerasan : 2,5 – 3
 Bj : 8,9
 Kilap : logam
 Warna : merah muda
 Cerat : hitam
 Optik opaque
 Terdapat: zone oksidasi dari endapan bijih sulfida
Platina:
 Sistem kristal : isometrik
 Belahan : tidak ada
 Kekerasan : 4 – 4,5
 Bj : 21,4
 Kilap : logam
 Warna : putih
 Cerat : abu-abu
 Optik opaque
 Terdapat: pemisahan dalam batuan-batuan magma ultrabasa dan di dalam endapan letakan (places)
Besi:
 Sistem kristal : isometrik
 Belahan : tidak ada
 Kekerasan : 4 sampai hitam
 Bj : 7,3 – 7,8
 Kilap : logam
 Warna : abu-abu besi
 Cerat : abu-abu
 Optik : n = 2,36
 Terdapat: terdapat dalam batuan meteorik, sedikit dalam batuan basal
Belerang :
 Sistem kristal : ortorombikβ
 Belahan : tidak sempurna
 Kekerasan : 1,5 - 2,5
 Bj : 2,1
 Kilap : mendamar sampai melemak
 Warna : kuning sampai coklat
 Cerat : putih
 Optik:kompleks α, β,γ tertentu
 Terdapat: zone oksidasi dari endapan bijih sulfida, terbentuk karena proses hidrotermal
Intan:
 Sistem kristal : isometrik
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 10
 Bj : 3,5
 Kilap : intan --- lemak
 Warna : bening, putih, kebiruan, abu-abu, kuning, coklat, oranye, merah, hijau, hitam
 Optik : cerah n = 2,4
 Terdapat: pada breksiasi, serpentin, endapan bawah laut.
Halit:
 Sistem kristal : isometrik
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 2,5
 Bj : 2,16
 Kilap : kaca
 Warna : bening, kekuningan, kenerahan, biru, keunguan
 Cerat : bening sampai putih
 Terdapat: dalam endapan berubah bentuk oleh evaporit dari air laut yang tertutup lagun.
Fluorit:
 Sistem kristal : isometrik
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 4
 Bj : 3,18
 Kilap : kaca
 Warna : ungu sampai biru, hijau
 Cerat : putih
 Optik : bening sampai ungu muda n: 1,4
 Terdapat: sebagai mineral pengiring dalam formasi hidrotermal akhir dari granit
Korundum:
 Sistem kristal : trigonal
 Belahan : tidak ada
 Kekerasan : 9
 Bj : 6,14
 Kilap : intan sampai kaca
 Warna : variasi
 Cerat : putih
 Optik kompleks
 Terdapat: sebagai mineral pengiring dalam formasi syenit nefelin. Proses metamorfosa dalam batuan gamping
Hematit:
 Sistem kristal : trigonal
 Belahan : tidak ada
 Kekerasan : 5 - 6
 Bj : 4,9 - 5,2
 Kilap : logam
 Warna : abu- hitam
 Cerat : merah gelap sampai coklat merah
 Optik opaque
 Terdapat: sebagai mineral pengiring dalam formasi granit. Proses metamorfosa kontak. Diperkirakan sublimasi dari kegiatan vulkanis.
Kalsit:
 Sistem kristal : heksagonal
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 3
 Bj : 2,71
 Kilap : kaca
 Warna : bening atau putih
 Cerat : putih
 Optik kompleks
 Terdapat: sebagian besar terbentuk di laut sebagai nodul dalam batuan sedimen. Urat hidrotermal sebagai mineral gang, di dalam berbagai batuan beku.
Dolomit:
 Sistem kristal : heksagonal
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 3,5 - 4
 Bj : 2,85
 Kilap : kaca
 Warna : bening atau putih sampai krem
 Cerat : putih
 Optik kompleks
 Terdapat: Terjadi dalam lapisan batugamping magnesium. Sebagai mineral gang urat hidrotermal, di dalam berbagai batuan beku.
Gipsum:
 Sistem kristal : monoklin
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 2
 Bj : 2,32
 Kilap : kaca, mutiara, sutera
 Warna : bening atau putih, keabuan
 Cerat : putih
 Optik kompleks
 Terdapat: sebagai endapan berasosiasi dengan batuan gamping magnesium, halit, dan anhidrit.
Muskovit:
 Sistem kristal : monoklin
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 2 – 2,5
 Bj : 2,76 – 2,88
 Kilap : kaca sampai sutra mutiara
 Warna : bening
 Optik kompleks
 Terdapat: mineral pembentuk batuan beku, di batuan granit.
Talk:
 Sistem kristal : monoklin
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 1
 Bj : 2,7 – 2,8
 Kilap : mutiara sampai lemak
 Warna : hijau apel, abu, putih, putih perak
 Optik kompleks
 Terdapat: terbentuk oleh alterasi dari magnesium silikat, seperti olevin, piroksen, dan amphibol.
Hornblende:
 Sistem kristal : monoklin
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 5 - 6
 Bj : 3 – 3,4
 Kilap : kaca
 Warna : hijau gelap sampai hitam
 Optik kompleks
 Terdapat: dalam batuan beku dan metamorfosa.
Kuarsa:
 Sistem kristal : heksagonal
 Belahan : tidak ada
 Kekerasan : 7
 Bj : 2,65
 Kilap : kaca
 Warna : bening - putih
 Optik kompleks
 Terdapat: di batuan beku, dan urat-urat logam hidrotermal.
Topaz:
 Sistem kristal : ortorombik
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 8
 Bj : 3,4 – 3,6
 Kilap : kaca
 Warna : bening, kuning, merahmuda, kebiruan, kehijauan.
 Optik kompleks
 Terdapat: di batuan beku riolit dan granit, dan batuan pasir.
Apatit:
 Sistem kristal : heksagonal
 Belahan : tidak baik
 Kekerasan : 5
 Bj : 3,15 – 3,20
 Kilap : kaca sampai sub damar
 Warna : hijau sampai coklat, biru, violet, bening
 Optik kompleks
 Terdapat: di batuan beku, sedomen, metamorfose
Ortoklas:
 Sistem kristal : monoklin
 Belahan : sempurna
 Kekerasan : 6
 Bj : 2,57
 Kilap : kaca
 Warna : bening - putih
 gores : putih
 Optik kompleks
 Terdapat: di batuan beku granit, syenit, sedimen konglomerat, metamorfose.
Kegunaan mineral
Mineral telah digunakan manusia sejak lama. Kegunaan mineral dapat disaksikan sehari-hari. Mineral pada mulanya diambil langsung dari alam, kemudian pada tahap berikut diolah dengan kombinasi bebrapa mineral sehingga menghasilkan barang-barang industri. Banyak barang industri seperti barang rumah rumah tangga seperti kompor, kulkas, TV, radio, tape, pisau, piring, sendok, hingga kendaraan darat, laut, udara adalah contoh barang kombinasi beberapa mineral.
Mineral biji
Sering banyak orang menyebut mineral biji untuk mineral logam dan bukan logam yang dapat diubah dalam beberapa kegunaan. Mineral logam contohnya besi, timbal, aluminium, dan tembaga banyak digunakan karena memiliki sifat malleability dan ductility. Mineral bukan logam sebagian ada yang langsung digunakan seperti halit, tetapi ada yang harus diolah, seperti asbestos yang harus dipisahkan dari serpentin.
Perhiasan
Banyak mineral digunakan untuk perhiasan. Mineral-mineral itu adalah
 intan dengan berbagai warna,
 turmalin dan topaz juga berbagai warna,
 ruby dengan warna merah dan biru-merah,
 emerald dengan warna hijau,
 aquamarin dengan warna biru hijau dan biru pucat,
 amethyst dengan warna ungudan biru violet.


Komentar
Posting Komentar