GAS HIDRAT
Hidrat gas (The Burning Ice) adalah es seperti
kristal padat yang disebut clathrate,
yang terjadi ketika molekul-molekul air yang membentuk struktur seperti sangkar
mengelilingi molekul-molekul “tamu”. Molekul-molekul “tamu” yang paling umum
adalah metana, etana, propana, isobutana, normal butana, nitrogen, karbon
dioksida, dan hidrogen sulfida. Senyawa metana terkandung yang paling melimpah
di hidrat gas alam. Meskipun hidrat gas mungkin menjadi keuntungan potensial
baik sebagai sumber penting energi hidrokarbon dan sebagai alat penyimpanan dan
transmisi gas alam, hidrat gas menyebabkan masalah operasional yang berat,
dikarenakan kristal hidrat dapat mengendap di dinding pipa dan terakumulasi
sebagai penyumbat besar yang benar- benar dapat memblokir jaringan pipa dan
mematikan proses produksi. Percepatan pembentukan sumbatan ini dikarenakan
gradien tekanan yang juga dapat menyebabkan kerusakan besar pada fasilitas
produksi. Selain itu, remediasi penyumbatan akibat hidrat dapat mengakibatkan
kesulitan teknis yang signifikan dengan implikasi biaya yang besar.
Ada tiga jenis
struktur kristal yang diakui untuk struktur hidrat gas tersebut. Molekul-
molekul air membangun kisi dan molekul-molekul hidrokarbon, nitrogen, CO2
dan H2S menempati rongga dalam kisi tersebut. Molekul yang lebih
kecil (CH4, C2H6, CO2, H2S)
menstabilkan body-centered cubic yang disebut dengan hidrat struktur I. Struktur
molekul yang lebih besar (C3H8, i-C4H10,
n-C4H10) membentuk kisi berlian yang disebut dengan
hidrat struktur II. Molekul normal parafin yang lebih besar dari n-C4H10
tidak membentuk Struktur I atau II hidrat dikarenakan molekulnya terlalu besar
untuk menstabilkan kisi. Namun, beberapa isoparafin dan Sikloalkana yang lebih
besar dari pentana diketahui cenderung untuk membentuk hidrat struktur H.
Komposisi dari gas alam menentukan tipe struktur hidrat gas. Campuran gas
biasanya akan membentuk hidrat struktur II. Batasan jumlah hidrat gas (rasio
molekul air dengan molekul dari komponen gas) dihitung dengan menggunakan
ukuran molekul gas dan ukuran rongga dalam kisi molekul H2O.
Struktur I Hydrat Gas (a) Struktur Hydrat Gas II (b) Struktur Hydrat Gas
(c)
Dari sudut pandang
praktis, jenis struktur tidak mempengaruhi wujud, sifat atau masalah yang
disebabkan oleh hidrat gas tersebut. Bagaimanapun, jenis struktur hidrat gas
tersebut memiliki pengaruh yang signifikan pada tekanan dan temperatur di mana
terbentuk hidrat gas. Hidrat struktur II lebih stabil daripada hidrat
struktur I. Hal ini menjelaskan mengapa gas yang mengandung C3H8
dan i-C4H10 akan membentuk hidrat pada temperatur yang
lebih tinggi dari campuran gas serupa yang tidak mengandung komponen ini.
Keberadaan H2S dalam hasil campuran gas alam pada pembentukan hidrat
menyebabkan temperatur pembentukan hidrat yang lebih hangat pada tekanan yang
diberikan. Senyawa CO2, secara umum, memiliki dampak yang lebih
kecil dan sering mengurangi temperatur pembentukan hidrat pada tekanan tetap
untuk gas campuran hidrokarbon. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi
pembentukan hidrat, dua kondisi utama yang membentuk formasi hidrat adalah (1)
gas pada temperatur dan tekanan yang
sesuai dan (2) berada di bawah titik embun airnya. Sebagai catatan bahwa
kandungan air bebas tidak diperlukan untuk pembentukan hidrat, tapi jelas
meningkatkan proses pembentukan hidrat. Faktor-faktor yang mempengaruhi tetapi tidak terlalu signifikan dalam proses pembentukan
hidrat adalah turbulensi, nucleation sites, permukaan untuk pembentukan
kristal, aglomerasi, dan salinitas. Secara umum, bila tekanan dari aliran gas
meningkat atau gas menjadi lebih dingin, kecenderungan untuk membentuk hidrat
gas akan meningkat.
Gas
gravity chart for prediction of three-phase (LW–H–V) pressure and temperature (Sloan, 2008)
Pembentukan
hidrat biasanya terjadi bidang-bidang yang bersentuhan secara langsung area
yang terjadi penurunan tekanan dan temperatur selama proses produksi sehingga
syarat- syarat terjadinya hidrat terpenuhi, seperti pada kepala sumur (X-mas
tree) setelah choke, control valve, pipa produksi (flowline), pipa ekspor dimana terjadi penurunan temperatur terutama
pada daerah yang bertemperatur ekstrim. Jika hidrat terbentuk pada interface
gas-air, pertumbuhan hidrat gas berlangsung dengan cepat pada saat molekul air
dan gas tersedia dalam jumlah melimpah. Hal inilah yang menyebabkan penyumbatan
pipa oleh hidrat gas terjadi ketika re-start-up di mana turbulensi aliran
mempertinggi fluks molekul gas dan air. Hidrat dapat terbentuk dengan mudah di
aliran downstream dari choke ketika
temperatur fluida menurun hingga mencapai daerah pembentukan hidrat berdasarkan
efek pendinginan Joule-Thomson.
Adanya endapan hidrat gas pada komponen-komponen tersebut diatas, dapat
menghambat aliran fluida dari lubang sumur maupun pada pipa-pipa di permukaan
bahkan menghentikan produksi lapangan atau produksi sumur gas. Selain itu, hal
tersebut juga membahayakan karena bisa menyebabkan pipa pecah jika alat
pengaman pipa tidak bekerja dengan baik atau alat tidak mampu mengatasi tekanan
dari fluida reservoir.
Komentar
Posting Komentar