Perkiraan Cadangan Dengan Decline Curve Analysis
Disebut “decline
curve” karena melibatkan kurva laju produksi yang menurun (declining) terhadap waktu. Oleh karena
itu, decline curve akan mempunyai arti jika sumur atau reservoir telah
diproduksikan.
Metode decline curve merupakan salah satu
metode untuk memperkirakan besarnya cadangan minyak berdasarkan data–data
produksi setelah selang waktu tertentu. Perkiraan cadangan kumulatif dan
cadangan sisa dengan menggunakan metode ini didasarkan pada data produksi.
Syarat penggunaan metode decline curve
adalah telah terjadi penurunan laju produksi dan tidak dilakukan perubahan
metode produksi.
Penurunan laju produksi dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor, diantaranya mekanisme pendorong reservoir, tekanan, sifat fisik batuan dan fuida reservoir. Pada dasarnya
peramalan jumlah cadangan hidrokarbon, yaitu minyak atau gas menggunakan metode
decline curve adalah memperkirakan
hasil ekstrapolasi (penarikan garis lurus) yang diperoleh dari suatu kurva yang
dibuat berdasarkan plotting antara data produksi atau produksi kumulatif
terhadap waktu produksinya.
Kurva
penurunan produksi digunakan dengan anggapan bahwa sumur atau reservoir
berproduksi pada kapasitasnya dan juga sejarah produksi mencerminkan
produktivitas reservoir yang bersangkutan.
Analisis
decline curve dapat dilakukan untuk:
1. Reservoir dengan tekanan yang
sedang menurun.
2.
Reservoir yang menunjukkan
peningkatan water cut atau producing GOR.
3.
Reservoir dengan gravity drainage.
Analisis
decline curve tidak dapat dilakukan
untuk:
1.
Reservoir dengan water drive atau gas cap drive yang kuat - produksi dikontrol oleh gaya eksternal
dengan penurunan tekanan minimal.
2. Tight reservoir pada awal depletion -
production decline tidak merefleksikan karakter reservoir secara utuh karena
dalam kondisi infinite acting.
3. Reservoir dengan sumur-sumur yang
sedang mengalami batasan secara mekanis - laju produksi dikontrol oleh batasan
mekanis tersebut, misal: choke, bukan oleh keterbatasan kemampuan reservoir.
Kurva
decline yang dapat digunakan untuk perkiraan besarnya sisa cadangan reservoir
adalah :
1. Laju produksi terhadap waktu (q vs t)
2. Laju produksi terhadap produksi kumulatif (q vs
Np)
3. Persen minyak atau water cut terhadap produksi kumulatif (% Oil vs Np)
4. Produksi kumulatif gas terhadap produksi kumulatif
minnyak (Gp vs Np)
5. Tekanan reservoar terhadap waktu (P vs t)
6. P/Z vs produksi kumulatif (untuk reservoar gas)
Grafik yang umum
digunakan adalah tipe (q vs t) dimana memberikan pendekatan grafis yang
dinamakan decline curve, seperti
terlihat pada gambar dibawah ini.
|
Grafik q vs t pada Analisa Decline Curve
Kurva penurunan (decline curve) terbentuk akibat adanya
penurunan produksi yang disebabkan
adanya penurunan tekanan statis reservoar seiring dengan diproduksikannya
hidrokarbon, yaitu minyak atau gas. Para ahli reservoar mencoba menarik
hubungan antara laju produksi terhadap waktu dan terhadap produksi kumulatif
dengan tujuan memperkirakan produksi yang akan datang (future production) dan umur reservoar (future life).
Pada tahun 1927
R.H. Johansen menemukan metode Loss Ratio
untuk meramalkan future performance dan
future life. Penggunaan metode ini
berkembang baik dan dijadikan dasar oleh ahli-ahli reservoar di tahun-tahun
berikutnya. Tahun 1935 S.J. Pirson mengemukakan klasifikasi decline curve atas dasar metode Loss Ratio menurut analisa matematik
menjadi tiga tipe, yaitu :
1.
Exponential Decline Curve.
2.
Hyperbolic
Decline Curve,
3.
Harmonic Decline Curve.
*Karena keterbatasan waktunya mimin untuk penjelasan mengenai Exponential Decline Curve, Hyperbolic Decline Curve,Harmonic Decline Curve.akan dilanjutkan pada Thread selanjutnya. :)
referensi apa ya masbro?
BalasHapus