Identifikasi Struktur Bawah Permukaan
Di dalam proses mengintepretasikan data geofisika,
sebelumnya harus melakukan :
a.
Survei pendahuluan (penentuan lintasan)
b.
Pemancangan (penandataan titik-titik ukur) dalam areal
target
c.
Pengukuran lapangan
d.
Pembuatan peta-peta geofisika
e.
Penarikan garis-garis isoanomali
f.
Penggambaran profile
g.
Interpretasi anomali
Di bawah ini akan di jelaskan
bagaimana mengintepretasikan data bawah permukaan dengan metode Seismik
Refleksi dan Refraksi.
Parameter-parameter yang Harus Diperhatikan
Kualitas data seismik sangat ditentukan oleh kesesuaian
parameter lapangan yang digunakan dengan kondisi geologi dan kondisi permukaan
daerah survei. Di samping itu parameter lapangan juga harus disesuaikan dengan target
eksplorasi yang ingin dicapai. Jadi keberhasilan suatu survei seismik sangat
ditentukan dari desain parameter lapangan digunakan.
Beberapa parameter lapangan yang harus ditentukan dan
disesuaikan dengan kondisi lapangan adalah sebagai berikut :
1.
Jumlah dan susunan geopon
2.
Interval sampling
3.
Jumlah bahan peledak dan kedalaman lubang bor
4.
Jarak antar titik tembak
5.
Jarak antara geopon
6.
Geometri penembakan
7.
Filter (high-cut dan low-cut)
Parameter
lapangan dirancang berdasarkan data geologi dan data geofisika yang ada, dan
penentuannya dilakukan dengan uji coba secara langsung di lapangan. Parameter
dipilih berdasarkan optimasi keterbatasan parameter lapangan dalam memecahkan
problem yang muncul. Selain itu faktor ekonomis juga merupakan pertimbangan
utama dalam optimasi ini.
Cara Penentuan Parameter Lapangan
a.
Analisa noise
(gangguan)
Analisa
noise ditujukan untuk mendeskripsikan parameter fisis sinyal dan noise
sehingga desain parameter lapangan dapat dilakukan dengan baik. Analisa (test)
noise ini dilakukan paling awal sebelum survei seismik dimulai. Noise adalah
gelombang yang tidak diharapkan dan sering muncul pada saat perekaman seismik.
Biasanya mengganggu sinyal refleksi.
b.
Susunan geopon (array
geophone)
Tujuan
dari penentuan array geophone ini adalah untuk mendapatkan bentuk susunan
geophone yang dapat berfungsi meredam noise (ground roll) secara optimal
sehingga signal to noise ratio-nya (S/N ratio) tinggi. Untuk menaikkan
(S/N ratio) ground roll harus diredam dengan cara menebarkan geophone.
c.
Test kedalaman dan jumlah dinamit
Tujuan
test ini adalah untuk menentukan kedalaman pemboran dan jumlah dinamit yang
paling optimum, artinya dapat memberikan hasil perekaman seperti yang
diharapkan tetapi juga dengan biaya yang ekonomis.
d.
Jarak titik tembak
Untuk
melakukan pemilihan jarak terdekat dan terjauh ini, kita kaitkan dengan target
dari survei. Untuk memilih jarak terdekat biasanya digunakan acuan target
terdangkal, sedangkan untuk jarak terjauh kita gunakan acuan target terdalam.
e.
Geometri Penembakan
Informasi
struktur geologi dan data geofisika yang ada di daerah penyelidikan sangat
diperlukan untuk menentukan geometri penembakan. Pemilihan cara penembakan,
tergantung pada kedalaman zona prospek dan kompleksitas struktur bawah
permukaan. Pemilihan geometri penembakan berguna untuk memfokuskan energi
seismik sehingga efektifitas sumber menjadi lebih optimal.
f.
Filter (low cut dan high
cut)
Penentuan
filter low-cut dan high-cut ini kita lakukan pada instrumen
yang kita gunakan. Pemilihan high cut filter dapat ditentukan atas
dasar sampling rate yang digunakan karena sampling rate menentukan besarnya
frekuensi aliasing. Pemilihan besarnya low cut filter
ditujukan untuk meredam noise berfrekuensi lebih rendah dari frekuensi geophone
yang digunakan apabila noise tersebut terlalu menenggelamkan sinyal.
g.
Sampling rate
Penentuan
besar kecilnya sampling rate bergantung pada frekuensi maksimum sinyal yang
ingin direkam pada daerah survei tersebut. Tetapi pada kenyataannya, besarnya
sampling rate dalam perekaman sangat bergantung pada kemampuan instrumentasi
perekaman yang digunakan, dan biasanya sudah ditentukan oleh pabrik pembuat
instrumen tersebut. Penentuan sampling rate ini akan memberikan batas frekuensi
tertinggi yang terekam akibat adanya aliasing.
Prosedur Pengambilan Data di Lapangan
a.
Pemasangan patok
Sebelum
dilakukan pengukuran seismik, maka terlebih dahulu harus ditentukan posisi
koordinat (X, Y, dan Z) dari tiap-tiap titik geophone maupun shot point.
Penentuan koordinat ini dapat dilakukan dengan menggunakan theodolith
ataupun GPS. Titik-titik tersebut, kemudian ditandai dengan patok yang sudah
mempunyai harga koordinat terhadap referensi tertentu.
b.
Pemasangan geophone
Geophone
dipasang sesuai dengan rencana tipe penembakan yang akan dilakukan dan disusun
berurutan. Pemasangan geophone diusahakan sedekat mungkin dengan patok yang
sudah diukur koordinatnya.
c.
Pemasangan sumber peledak
Sumber
peledak dipasang sesuai dengan rencana tipe penembakan.
d.
Persiapan alat perekaman data seismik
Sebelum
melakukan penembakan alat perekam harus dicek terlebih dahulu, sehingga
data yang dihasilkan cukup optimal.
e.
Penembakan
Penembakan
hanya dapat dilakukan ketika alat perekam data seismik sudah dilakukan
pengecekan dan terpasang dengan baik.
f.
Pencatatan data pengamatan pada observer
log
Data
pengamatan dan kejadian selama berlangsungnya pengukuran kemudian disalin pada
buku observer log.
Seismik Refraksi
Jika gelombang seismik melewati dua medium yang mempunyai
kecepatan rambat yang berbeda, maka gelombang tersebut akan terbiaskan
(refraksi). Jika gelombang yang datang membentuk sudut i1 dan
dipantulkan dengan sudut i2 dari garis normal, maka :
Dimana : V1
dan V2 adalah kecepatan rambat pada masing-masing media.
Jika V2 lebih besar daripada V1, maka
sudut refraksi lebih besar daripada sudut normal, dan disebut sebagai sudut ic.
Jika gelombang rambat bergerak di sepanjang bidang pantul, maka
sudut yang dibentuk disebut dengan sudut kritis.
Refraksi
sinar (atas), dan terbentuknya sudut kritis (bawah).
Jika jarak dari break point diketahui, maka dapat diperoleh
ketebalan lapisan antara bidang refraksi, yaitu :
Contoh grafik hasil survei refraksi dan interpretasi bawah
permukaan dapat dilihat pada gambar diwbaha ini.
Kurva
time-distances
a.
Perencanaan Survei
Tahap
pertama dari suatu perencanaan survei seismik refraksi adalah memilih lokasi
dan panjang lintasan survei dengan menggunakan peta topografi daerah
penyelidikan. Lokasi lintasan survei harus di set untuk mencapai tujuan survei
secara efisien, yaitu menggunakan informasi yang ada pada peta topografi dan
peta geologi. Rekaman titik penerima kedatangan pertama (first arrival)
merupakan gelombang langsung dan kedatangan pertama (first break) dari
gelombang refraksi tidak muncul.
b.
Pengambilan Data
Untuk
mendapatkan kualitas rekaman seismik refraksi yang tinggi dan mengandung bentuk
first break yang tajam perlu dilakukan beberapa teknik, diantaranya adalah
stacking, mempertinggi kekuatan sumber dan filtering. Sistem perekam seismik
yang bisa digunakan adalah system perekam seismik 24 channel. Sedangkan sumber
seismik yang sering digunakan adalah dinamit. Bila menggunakan dinamit sebagai
sumber, perlu dipilih tempat yang tepat untuk melakukan peledakan, yaitu tempat
dimana energi dinamit dapat terkonversi menjadi energi seismik secara efektif.
Biasanya, dinamit diledakkan di dalam lubang bawah permukaan. Bila jarak sumber
ke penerima lebih dari seratus meter, akan lebih baik meledakkan dinamit di
dalam air dengan kedalaman lebih dari 50 cm atau membuat lubang lebih dalam sehingga
ledakan dinamit menjadi lebih efektif.
Komentar
Posting Komentar